Selasa, 29 November 2011

Isyraf

A.    Pengertian Isyraf

Kata isyraf berasal dari bahasa Arab asrafa-yusrifu-isyraafan yang berarti “bersuka ria sampai melampaui batas”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “melampaui batas” atau “berlebihan” diartikan “melakukan tindakan di luar wewenang yang telah ditentukan berdasarkan aturan (nilai) tertentu yng berlaku”. Sedangkan menurut istilah “melampaui batas” atau “berlebihan” dapat dimaknai sebagai “suatu tindakan yang dilakukan seseorang di luar kewajaran atau kepatutan, karena kebiasaan yang dilakukan untuk memuaskan kesenangan diri secara berlebihan”.

Akhlak dalam Perjalanan

Dalam kehidupan modern, seiring dengan kemajuan pola hidup serta tingkat kesibukan seseorang melakukan perjalanan jauh (safar) merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Hal ini juga telah berlaku pada masa Rasulullah Saw., oleh sebab itu Islam melalui Rasulullah Saw. telah memberikan tuntunan yang terinci tentang akhlak dalam perjalanan, mulai dari persiapan, dalam perjalanan dan sampai ketika sudah kembali dari perjalanan itu sendiri.

Senin, 28 November 2011

Tarekat Suhrawardiyah


A.  Tokoh Pendiri dan Perkembangannya

Tarekat Suharawardiyah dinisbahkan kepada Dhiya’ al-Din Abu Najib al-Suhrawardi (w. 564 H/1168 M), didirikan oleh keponakan dan sekaligus muridnya Shihab al-Din Abu Hafs Umar al-Suhrawardi yang lahir di Suhraward pada tahun 539 H/1144 M dan wafat di Baghdad pada tahun 632 H/1234 M. Di mana pada awalnya Abu Hafs Umar memperoleh bimbingan agama tarekat dari pamannya Dhiya’ al-Din Abu Najib al-Suhrawardi di sebuah Ribath yang terletak di tepi sungai Tigris, setelah itu dia merantau ke Bashrah dan Baghdad untuk menimba berbagai ilmu pengetahuan dari sejimlah syekh, seperti Syekh Abd al-Qadir al-Jailani, Syekh Muhammad ibn Abd Allah dan Syekh Abd al-Qasim ibn Fadhlan. Sepulang dari rantau dengan membawa ilmu, beliau ditugaskan oleh pamannya sebagai pengajar di Ribath, hingga akhirnya Suhrawardi termasyhur di segala penjuru.

Minggu, 27 November 2011

Perilaku Orang yang Bertauhid

KH.Abdullah Gymnastiar mengutarakan dalam sebuah tausiyahnya tentang  beberapa ciri-ciri orang bertauhid, di antaranya adalah :
  1. Ikhlas, yaitu melakukan sesuatu hanya bertujuan untuk mencari keredhaan Allah semata, tidak bertujuan selain hanya ke Allah Swt.
  2. Tidak iri dan dengki, maksudnya orang yang bertauhid tidak akan mendengki terhadap orang lain yang memperoleh nikmat dari Allah, karena dia mengetahui Allah Maha Bijaksana dan Adil dalam membagikan rezki, Allah Maha Menentukan setiap takdir dan kejadian, sehingga tidak perlu merasa iri atau dengki kepada orang yang telah ditakdirkan memperoleh nikmat-Nya.
  3. Tidak banyak mengeluh, orang yang bertauhid tidak akan suka mengeluh, karena mengetahui setiap peristiwa dan episode hidup adalah atas izin Allah Swt. Jika dia mendapat masalah, dia akan segera mengoreksi diri dan mengevaluasi tauhidnya, apakah selama ini ada yang kurang tepat, sehingga tanpa disadari telah bermaksiat terhadap Allah. Setelah itu dia memperbaiki dirinya.

Nasehat Luqmanul Hakim kepada Anaknya


Di bawah ini dirangkum beberapa nasehat Luqmanul Hakim kepada anaknya, yang terdapat dalam al-Qur'an, yaitu :
  1. Hai anakku : ketahuilah, sesungguhnya dunia ini bagaikan lautan yang dalam, banyak manusia yang karam ke dalamnya. Bila engkau ingin selamat, agar jangan karam, layarilah lautan itu dengan SAMPAN yang bernama TAKWA, ISInya ialah IMAN dan LAYARnya adalah TAWAKKAL kepada ALLAH.
  2. Orang-orang yang sentiasa menyediakan dirinya untuk menerima nasihat, maka dirinya akan mendapat penjagaan dari ALLAH. Orang yang insaf dan sadar setalah menerima nasihat orang lain, dia akan sentiasa menerima kemulian dari ALLAH juga.

Sabtu, 26 November 2011

Tarekat Naqsyabandiyah

A. Tokoh Pendiri dan Perkembangannya

Sebutan Naqsyabandiyah pertama kali diperkenalkan oleh Muhammad bin Muhammad Baha’ al-Din al-Uwaisi al-Bukhari Naqsyabandi yang pada akhirnya dikenal sebagai pendiri Tarekat Naqsyabandiyah. Beliau dilahirkan di desa Qasr-i-Hinduvan (kemudian bernama Qasr-i-Arifan) dekat Bukhara pada tahun 1318 M dan di desa ini pula beliau wafat pada tahun 1389 M. Untuk menjaga prinsip “melakukan perjalanan di dalam negeri”, sebagian besar hidupnya dihabiskan di Bukhara, Uzbekistan dan sekitarnya, termasuk Transoksania. Sebagaimana ditulis oleh Omar Ali Shah dalam buku “Ajaran atau Rahasia dari Tariqat Naqsyabandi” mengatakan bahwa perjalanan jauh yang dilakukan oleh Baha’ al-Din hanya dua kali, yaitu waktu melaksanakan ibadah haji saja.

Rabu, 23 November 2011

Tarekat Syathariyah

A.      Tokoh Pendiri dan Perkembangannya

Awalnya tarekat ini lebih dikenal di Iran dan Transoksania (Asia Tengah) dengan nama Isyqiyah, kemudian berkembang ke di wilayah Turki Usmani, yang dikenal dengan nama Bistamiyah. Selanjutnya pada abad ke-15 Tarekat Syattariyah adalah aliran tarekat yang pertama kali muncul di India.

Nama tarekat ini dinisbatkan kepada Abdullah Syathar (w.1429 M), tokoh yang mempopulerkan dan berjasa mengembangkannya. Berikutnya Tarekat Syaththariyah berkembang luas ke Tanah Suci (Mekah dan Medinah) dibawa oleh Syekh Ahmad Al-Qusyasi (w.1661/1082) dan Syekh Ibrahim al-Kurani (w.1689/1101). Dari dua ulama ini Takrekat Syathariyah diteruskan oleh Syekh ‘Abd al-Rauf al-Sinkili ke nusantara, kemudian dikembangkan oleh muridnya Syekh Burhan al-Din ke Minangkabau.

Jumat, 18 November 2011

Tarekat Maulawiyah


A. TOKOH PENDIRI DAN PERKEMBANGANNYA

Maulawiyah berasal dari kata “Maulana” artinya “guru kami gelar yang diberikan murid-murid kepada seorang “sufi penyair Persia terbesar sepanjang masa” yang memiliki nama asli Jalal Al-Din Muhammad, yang kemudian lebih dikenal dengan Maulana Jalal al-Din Rumi atau Rumi (w. 1273 M). Dengan demikian Tarekat Maulawiyah adalah tarekat yang didirikan oleh Maulawi Jalaluddin Ar-Rumi, 15 tahun sebelum beliau meninggal di Anatolia, Turki.

Maulana Jalal al-Din Rumi lahir di kota Balkh (Afganistan) pada tanggal 6 Robi'al Awwal atau 30 September 1207dari pihak ayah dia keturunan khalifah Abu Bakar Shiddiq. Sedangkan dari pihak ibu keturunan Ali bin Abi Thalib. Dalam usia 12 tahun ia bersama keluarganya diam-diam meninggalkan kampung halaman untuk melaksanakan ibadah haji dan tidak kembali karena ayah Rumi, Baha'al-Din Walad telah mendengar tentang invasi Mongol ke kota Balkh.

Rabu, 16 November 2011

Dinamika Lembaga Pendidikan Islam di Indonesia

Oleh : Asno Minanda

A. PENDAHULUAN

Sebagai agama wahyu yang terakhir, Islam telah meniti jalan sejarah yang panjang. Setiap babak peristiwa historis dapat menjadi kaca perbandingan bagi kehidupan umat Islam pada masa sekarang. Pada zaman Nabi Muhammad Saw. Isalam dan umatnya berada pada posisi yang paling ideal, karena setiap permasalahan yang muncul pada masa itu dapat diselesaikan langsung oleh Nabi Saw. melalui tuntunan wahyu.

Dalam pelaksanaan pendidikan pada zaman Nabi Saw tujuan pendidikan diarahkan kepada tujuan sentral, yaitu membentuk manusia muslim yang paripurna, yang memiliki keseimbangan antara jasmani dan rohani serta keseimbangan antara kebutuhan duniawi dan ukhrawi. Dalam waktu yang relatif singkat, Nabi Saw. berhasil mendidik para sahabat yang dimulai secara rahasia dari rumah ke rumah, kemudian mengambil tempat di masjid setelah hijrah ke Madinah.

Senin, 14 November 2011

Pendidik dan Peserta Didik

Oleh : Asno Minanda

A. PENDAHULUAN

Pendidikan dalam Islam menempati urutan prioritas bila dibandingkan dengan urusan lainnya, karena pendidikan dalam kehidupan sangat vital, hanya melalui pendidikanlah perubahan bisa terlaksana. Tanpa pendidikan mustahil akan terjadi perubahan ke arah yang lebih baik. Apalagi dalam agama Islam tujuan pendidikan bukan sekedar memenuhi kebutuhan keduniaan semata, akan tetapi berorientasi kepada kesejahteraan di dunia dan di akhirat kelak.

Dalam pelaksanaan pendidikan tentunya diperlukan berbagai fasilitas, yaitu berupa sarana dan prasarana yang akan mendukung tercapainya tujuan pendidikan itu sendiri. Di sini akan dikemukakan bagian dari komponen yang diperlukan dalam dunia pendidikan. Komponen pendidikan yang dimaksud adalah Pendidik dan Peserta Didik, Landasan Filosofis, Tugas dan Kompetensi Pendidik.

B. PENGERTIAN PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK

1. Pendidik

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa, secara etimologi pendidik berasal dari kata dasar "didik yang berarti memelihara dan memberi latihan (ajaran, tuntunan, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Sementara pendidik berarti orang yang mendidik".

Sabtu, 12 November 2011

Akhlak Berhias

1. Pengertian Alkhak Berhias
Menurut bahasa kata "berhias" dalam Bahasa Arab disebut dengan kata-kata : tazaiyana-yatazaiyanu, sementara dalam Kamus Besar Indonesia "berhias" adalah "usaha memperelok diri dengan pakaian ataupun lainnya yang indah-indah, berdandan dengan dandanan yang indah dan menarik".

Sedangkan menurut istilah BERHIAS adalah “upaya untuk memperindah diri dengan berbagai busana, asesoris ataupun zat-zat (make up) yang dapat memperelok penampilan, sehingga menimbulkan kesan indah bagi yang melihat serta menambah rasa percaya diri bagi pemakainya untuk tujuan tertentu”. 
Hal ini sesuai dengan anjuran Rasulullah Saw. dengan sabdanya : “Allah itu indah, suka pada keindahan” (HR.Muslim).

Kamis, 10 November 2011

Akhlak Berpakaian

A. Pengertian Akhlak Berpakaian

Menurut bahasa, dalam bahasa Arab pakaian disebut dengan kata “Libaasun-tsiyaabun” dan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pakaian diartikan sebagai barang apa yang biasa dipakai oleh seorang baik berupa jaket, celana, sarung, selendang, kerudung, jubah, serban

Menurut isltilah, pakaian adalah segala sesuatu yang dikenakan seseorang dalam berbagai ukuran dan modenya berupa baju, celana, sarung, jubah, ataupun yang lain, sesuaikan dengan kebutuhan pemakainya untuk suatu tujuan yang bersifat khusus ataupun umum.

Rabu, 09 November 2011

Tarekat Syaziliyah

A. TOKOH PENDIRI DAN PERKEMBANGANNYA

Tarekat Syadziliyah adalah tarekat yang dipelopori oleh Syekh Abul Hasan Asy Syadzili. Nama kecilnya Ali, bergelar Taqiyuddin, Julukanya Abu Hasan dan nama populernya adalah Asy Syadzili.

Al-Syadzili lahir di sebuah desa yang bernama Ghumarah, dekat kota Sabtah pada tahun 593 H(1197 M). Beliau berasal dari garis keturunan Nabi Muhammad Saw. dengan silsilah nasab sebagai berikut :

Senin, 07 November 2011

Tauhid

A. PENGERTIAN TAUHID

Tauhid menurut bahasa berasal dari kata "وحّد - يوحّد" yang artinya menjadikan sesuatu satu/tunggal/esa (menganggap sesuatu esa). Sedangkan menurut istilah syar'i, tauhid berarti mengesakan Allah dalam hal Mencipta, Menguasai, Mengatur dan mengikhlaskan (memurnikan) peribadahan hanya kepada-Nya, meninggalkan penyembahan kepada selain-Nya serta menetapkan Asma'ul Husna (Nama-nama yang Bagus) dan Shifat Al-Ulya (sifat-sifat yang Tinggi) bagi-Nya dan mensucikan-Nya dari kekurangan dan cacat.


Jumat, 04 November 2011

Aliran dalam Ilmu Kalam

A. ALIRAN-ALIRAN ILMU KALAM 


Ilmu Kalam lahir setelah Rasulullah Saw. wafat,  Kelahirannya berkaitan erat dengan masalah yang dihadapi umat Islam, yaitu tentang hakikat iman, status orang yang berdosa besar serta masalah takdir dan kebebasan.


Dalam sebuah hadits diterangkan bahwa perpecahan di kalangan umat Islam sampai menjadi 73 golongan, satu dari diantaranya ((مَا اَنَا عَلَيْهِ وَاَصْحَابِىْ yang selamat dari siksa api neraka. Disebutnya 73 golongan bukan jumlah yang sebenarnya, tapi kebiasaan orang Arab untuk menggambarkan jumlah yang BETAPA BANYAK-nya.

Akidah

A. PENGERTIAN AKIDAH


Menurut Bahasa : عقد ـ يعقد ـ عقيدة  yang berarti : Simpul, ikatan atau perjanjian yang kukuh. Setelah berbentuk ‘AQIDAH berarti KEYAKINAN. Relevansi antara ‘aqada dengan ‘aqidah adalah : Keyakinan yang tersimpul kukuh dalam hati, bersifat mengikat dan mengandung perjanjian.
Menurut sumber lain, kata akidah berasal dari bahasa Arab yg berarti YANG DIPERCAYAI HATI. Kata al-’aqidu  seakar dengan kata ‘aqidah  yang berarti PENYATUAN DARI SEMUA UJUNG BENDA. Alasan

Kamis, 03 November 2011

Ilmu Kalam

A. PENGERTIAN ILMU KALAM 

Secara Etimologi kalam berarti "pembicaraan", yaitu pembicaraan yang bernalar dengan menggunakan logika. Jadi ciri-ciri utama Ilmu Kalam itu adalah rasionalitas dan logis. Kata kalam pada awalnya memang dimaksudkan sebagai terjemahan dari kata "logos" yang diadopsi dari bahaa Yunani yang berarti "pembicaraan". Dari kata inilah muncul istilah logika dan logis yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dengan istilah mantiq, sehingga ilmu logika (khususnya logika formal/sillogisme) dinamakan mantiq. Karena diadopsi dari bahasa Yunani, maka kerangka pemikiran Yunani memberikan kontribusi yang besar untuk memperkaya Ilmu Kalam.

Selasa, 01 November 2011

Kedipan yang Bikin Malu

Suatu hari seorang ibu bersama seorang anak gadisnya melakukan perjalanan ke suatu tempat dengan menggunakan jasa angkutan umum, katakanlah sebuah bis. Selama dalam perjalanan itu, sang gadis dibikin salah tingkah oleh ulah seorang laki-laki bujangan yang kebetulan duduk di bangku bersebelahan dengan mereka. Sang gadis makin kesal karena lelaki itu selalu menggodanya dengan mengedipkan sebelah mata setiap kali bertemu pandang dengannya.


Dengan nada jengkel sang gadis yang memang cukup cakep, mengadukan kejadian itu kepada ibunya. Terjadilah percakaan dengan nada berdebat antara ibu dan anak itu.

Gadis : "Mak..mak..mak..lihat tuh cowok