Rabu, 18 April 2012

Perilaku Tercela : RIYA'

Menurut bahasa riya’ berarti pamer, memperlihatkan, memamerkan, atau ingin memperlihatkan yang bukan sebenarnya. Sedangkan menurut istilah riya’ dapat didefinisikan “memperlihatkan suatu ibadah dan amal shalih kepada orang lain, bukan karena Allah tetapi karena sesuatu selain Allah, dengan harapan agar mendapat pujian atau penghargaan dari orang lain.” Sementara  memperdengarkan ucapan tentang ibadah dan amal salehnya kepada orang lain disebut sum’ah (ingin didengar).

Riya’ dan sum’ah merupakan perbuatan tercela dan merupakan syirik kecil yang hukumnya haram. Riya’ sebagai salah satu sifat orang munafik yang seharusnya dijauhi oleh orang mukmin. Simak QS. An Nisa’ : 142 :

Rabu, 04 April 2012

Perilaku Terpuji : Taubat

A. PENGERTIAN TAUBAT

Secara Bahasa taubat berasal bahasa Arab taaba – yatuubu – taubatan yang berarti kembali. Sedangkan menurut istilah taubat adalah kembalinya seorang hamba kepada Allah dari segala perbuatan dosa yang pernah dilakukan, baik secara sengaja atau tidak sengaja, dahulu, sekarang dan yang akan datang. Dari makna tersebut bisa kita pahami bahwa dengan bertaubat secara sungguh-sungguh dan tidak akan mengulangi lagi perbuatan dosa, maka segala dosa-dosa yang pernah dilakukan akan hilang atas ampunan dari Allah swt.

Minggu, 01 April 2012

Perilaku Terpuji : Husnuzan

     A. PENGERTIAN HUSNUZAN

Husnuzan secara bahasa berarti “berbaik sangka”  lawan katanya adalah su’uzan yang  berarti berburuk sangka atau apriori dan sebagainya. Husnuzan adalah cara pandang seseorang yang membuatnya melihat segala sesuatu secara positif, seorang yang memiliki sikap husnuzan akan mepertimbangkan segala sesuatu dengan pikiran jernih, pikiran dan hatinya bersih dari prasangka yang belum tentu kebenaranya.

Sebaliknya orang yang pemikirannya senantiasa dikuasai oleh sikap su’uzan selalu akan memandang segala sesuatu jelek, seolah-olah tidak ada sedikit pun kebaikan dalam pandanganya, pikirannya telah dikungkung oleh sikap yang menganggap orang lain lebih rendah dari pada dirinya. Sikap buruk sangka identik dengan rasa curiga, cemas, amarah dan benci padahal kecurigaan, kecemasan, kemarahan dan kebencian itu hanyalah perasaan semata yang tidak jelas penyebabnya, terkadang apa yang ditakutkan bakal terjadi pada dirinya atau orang lain sama sekali tak terbukti.