Suatu hari tepatnya tanggal 15 Februari 2012
melalui akun Facebook secara iseng saya meng-upload foto seorang bocah
yang sedang berlumuran lumpur selesai membantu pekerjaan orang tuanya di
sawah. Foto anak itu saya beri hantaran kata sebagai berikut :
.
.
Gubuk tua di ujung desa, itulah tempatku...
Jauh dari kemajuan dan kemewahan...
Ku tak kenal dengan sekolah dan pendidikan...
Ku tak tahu dengan ilmu dan guru...
Ku tak tahu dengan teman dan persahabatan...
Ku tak kenal dengan mainan dan hiburan...
Hari-hari ku habiskan di bawah terik matahari dan hujan...
Sekolah ku sawah dan ladang...
Guru ku hanyalah kerja dan alam...
Teman ku hanya lumpur dan tanaman...
Jauh dari kemajuan dan kemewahan...
Ku tak kenal dengan sekolah dan pendidikan...
Ku tak tahu dengan ilmu dan guru...
Ku tak tahu dengan teman dan persahabatan...
Ku tak kenal dengan mainan dan hiburan...
Hari-hari ku habiskan di bawah terik matahari dan hujan...
Sekolah ku sawah dan ladang...
Guru ku hanyalah kerja dan alam...
Teman ku hanya lumpur dan tanaman...
KU TAK TAHU ENTAH SAMPAI KAPAN...
Dari 104 komentar teman-teman Facebooker hampir semuanya menunjukan keprihatian terhadap kondisi anak ini. Walaupun foto ini sebagai sample, namun cukup mewakili bagaimana potret kehidupan anak-anak di desa terpencil, jauh dari kemewahan, tak kenal dengan dunia pendidikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar