Dalam buku "RISALAH QUSYAIRIYAH'' ditulis tentang
Dzunun Al Mishri, seorang sufi yang bertradisi
budaya Mesir. Sumber lain mengatakan bahwa beliau adalah salah seorang yang
menguasai bahasa Mesir kuno, sehingga beliau mempunyai hubungan yang erat dengan
tradisi budaya Mesir kuno, yang kemudian melekat pada namanya yang dinisbahkan kepada negeri Mesir. Sebagaimana kebiasaan dari para sufi pada zamannya dalam
menuangkan karya-karyanya, mereka banyak menggunakan bahasa simbolis, terutama
jika tertuang dalam sebuah syair. Mungkin inilah yang banyak mengilhami
penyair-penyair pada era berikutnya.
Nama asli beliau adalah Abul Faidh Nun Tsauban bin Ibrahim Al Mishri, wafat
pada tahun 245 H/859 M. Ayahnya berasal dari Naubi (sabuah negara di Timur
Laut Afrika, berbatasan dengan Mesir dan Laut Merah, Padang Libia dan Khortum).
Beliau seorang yang sangat terhormat, paling alim, wara', kharismatik dan
seorang sastrawan pada masanya. Secara fisik Dzun Nun adalah seorang yang kurus berkulit putih
kemerehan dan tidak berjenggot putih.
Dzun Nun al-Mishri pernah mendapat fitnah hingga diadukan kepada Khalifah Al Mutawakkil dan dipanggilnya dari Mesir. Ketika beliau datang dan memberi nasehat kepada Khalifah Al Mutawakkil, Khalifah pun menangis dan berbalik menghormatinya. Dikatakan bahwa ketika dituturkan seorang ahli wara', maka Khalifah mengucapkan LAA HAULA WA LAA QUWWATA ILLAA BILLAH kepada Dzun Nun Al Mishri.
Dzun Nun al-Mishri pernah mendapat fitnah hingga diadukan kepada Khalifah Al Mutawakkil dan dipanggilnya dari Mesir. Ketika beliau datang dan memberi nasehat kepada Khalifah Al Mutawakkil, Khalifah pun menangis dan berbalik menghormatinya. Dikatakan bahwa ketika dituturkan seorang ahli wara', maka Khalifah mengucapkan LAA HAULA WA LAA QUWWATA ILLAA BILLAH kepada Dzun Nun Al Mishri.
Di antara mutiara nasihatnya adalah sebagi berikut :
1. Putaran pembicaraan berkisar empat hal, yaitu :
- Mencintai Yang Maha Agung.
1. Putaran pembicaraan berkisar empat hal, yaitu :
- Mencintai Yang Maha Agung.
- Tidak suka sedikit ibadah.
- Mengikuti Al Qur'an.
- Takut berubah.
2. Di antara tanda-tada orang yang mencintai Allah adalah mengikuti kekasih-Nya dalam perilaku, perbuatan, perintah-perintah dan sunah-sunahnya.
3. Orang hina adalah orang yang tidak tahu jalan kepada Allah dan todak mau mempelajarinya.
2. Di antara tanda-tada orang yang mencintai Allah adalah mengikuti kekasih-Nya dalam perilaku, perbuatan, perintah-perintah dan sunah-sunahnya.
3. Orang hina adalah orang yang tidak tahu jalan kepada Allah dan todak mau mempelajarinya.
Al Maghribi pernah datang kepada Dzun Nun dan bertanya : "Wahai Abul Faidh, apa sebab tobatmu?". Maka dijawab, "Mengherankan, kamu tidak mempercayainya?". Al Maghribi berkata, "Demi Tuhanmu yang engkau sembah, beritahulah
saya!"
Kemudian diceritakan kepada Al Maghribi, " Suatu hari saya ingin keluar dari Mesir menuju satu desa, ketika melewati padang sahara saya tidur di sebuah jalan. Saat mata saya terbuka, tiba-tiba ada anak burung kecil yang buta terjatuh dari sarangnya ke tanah, dan bumi terbelah menjadi dua. Dari celah bumi itu keluar dua buah piring emas dan perak. Di piring yang satu terdapat bijian dan yang satunya berisi air, maka burung itu pun makan dan minum dari piring itu. Lalu aku berkata, 'Cukup ya Allah, saya telah bertobat.' Semenjak itu saya selalu mengetuk pintu Allah sampai diterima tobat saya,"
Kemudian diceritakan kepada Al Maghribi, " Suatu hari saya ingin keluar dari Mesir menuju satu desa, ketika melewati padang sahara saya tidur di sebuah jalan. Saat mata saya terbuka, tiba-tiba ada anak burung kecil yang buta terjatuh dari sarangnya ke tanah, dan bumi terbelah menjadi dua. Dari celah bumi itu keluar dua buah piring emas dan perak. Di piring yang satu terdapat bijian dan yang satunya berisi air, maka burung itu pun makan dan minum dari piring itu. Lalu aku berkata, 'Cukup ya Allah, saya telah bertobat.' Semenjak itu saya selalu mengetuk pintu Allah sampai diterima tobat saya,"
Katanya lagi, "Al Hikmah tidak tinggal pada seseorang yang perut
besarnya terisi penuh makanan." Pernah juga beliau ditanya tentang tobat,
lalu dijawab, "Tobat orang awam adalah dari perbuatan dosa, sedang tobat
orang khusus adalah dari kelengahan."
-------------------------------
**Dikutip dari berbagai sumber
**Dikutip dari berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar