Rabu, 07 Desember 2011

Akhlak Siti Maryam

Siti Maryam adalah seorang wanita yang terkenal ke-shalehah-annya, berasal dari keturunan baik-baik. Namun dalam perjalanan hidupnya Siti Maryam difitnah melakukan perbuatan yang mungkar, karena telah melahirkan seorang anak (Nabi Isa as) dalam keadaan tanpa suami. Kemudian Allah memperlihatkan ke-shalehah-an Siti Maryam kepada kaumnya, dengan kuasa-Nya Allah menurunkan mukjizat kepada Nabi Isa as yang masih bayi untuk berbicara dan mengatakan tentang siapa dirinya. Hal ini merupakan sunnatullah, bahwa Allah pasti akan memelihara dan menolong hamba-Nya, sebagaimana ditegaskan dalam beberapa ayat dalam al-Qur'an. Siti Maryam adalah salah seorang wanita shalihah yang diabadikan kisahnya dalam al-Qur'an, sebagaimana dijelaskan oleh Allah Swt. dalam Surat Maryam ayat 27 - 32, yaitu :


فَأَتَتْ بِهِ قَوْمَهَا تَحْمِلُهُ قَالُوا يَا مَرْيَمُ لَقَدْ جِئْتِ شَيْئاً فَرِيّاً.  يَا أُخْتَ هَارُونَ مَا كَانَ أَبُوكِ امْرَأَ سَوْءٍ وَمَا كَانَتْ أُمُّكِ بَغِيّاً.  فَأَشَارَتْ إِلَيْهِ قَالُوا كَيْفَ نُكَلِّمُ مَن كَانَ فِي الْمَهْدِ صَبِيّاً.  قَالَ إِنِّي عَبْدُ اللَّهِ آتَانِيَ الْكِتَابَ وَجَعَلَنِي نَبِيّاً.  وَجَعَلَنِي مُبَارَكاً أَيْنَ مَا كُنتُ وَأَوْصَانِي بِالصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ مَا دُمْتُ حَيّاً. وَبَرّاً بِوَالِدَتِي وَلَمْ يَجْعَلْنِي جَبَّاراً شَقِيّاً  

Artinya : Kemudian dia (Maryam) membawa dia (bayi itu) kepada kaumnya dengan menggendongnya. Mereka (kaumnya) berkata, “Wahai Maryam! Sungguh, engkau telah membawa sesuatu yang sangat mungkar. Wahai saudara perempuan Harun (Maryam)! Ayahmu bukan seorang yang buruk perangai dan ibumu bukan seorang perempuan pezina.” Maka dia (Maryam) menunjuk kepada (anak)nya. Mereka berkata, “Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih dalam ayunan?” Dia (‘Isa) berkata, “Sesungguhnya aku hamba Allah, Dia Memberiku Kitab (Injil) dan Dia Menjadikan aku seorang Nabi, dan Dia Menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana saja aku berada, dan Dia Memerintahkan kepadaku (melaksanakan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup; dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.

Pelajaran yang dapat diambil dari Kisah Siti Maryam dalam ayat di atas adalah :
  • Allah menjaga dan menolong hamba-Nya yang shaleh/shalehah. 
Adapun ciri-ciri wanita shaleh itu adalah sebagaimana ditegaskan oleh Allah Swt. melalui Firman-Nya dalam Surat at-Tahrim ayat 5 :

عَسَى رَبُّهُ إِن طَلَّقَكُنَّ أَن يُبْدِلَهُ أَزْوَاجاً خَيْراً مِّنكُنَّ مُسْلِمَاتٍ مُّؤْمِنَاتٍ قَانِتَاتٍ تَائِبَاتٍ عَابِدَاتٍ سَائِحَاتٍ ثَيِّبَاتٍ وَأَبْكَاراً  

Artinya : Jika dia (Nabi) menceraikan kamu, boleh jadi Tuhan akan Memberi ganti kepadanya dengan istri-istri yang lebih baik dari kamu, perempuan-perempuan yang patuh, yang beriman, yang taat, yang bertobat, yang beribadah, yang berpuasa, yang janda, dan yang perawan.

Berdasarkan ayat di atas dapat kita pahami bahwa, ciri-ciri wanita shalehah itu adalah :
  1. Muslimah, artinya wanita yang shalehah itu adalah seorang muslimah, sebaik apapun seorang wanita, jika dia belum mengucapkan Syahadatain, maka tidak dapat dikatakan shalehah.
  2. Mu'minah, maksudnya wanita shalehah itu adalah wanita yang memiliki iman, akidah, pemikiran, keyakinan yang lurus.
  3. Qanitat, yaitu wanita yang taat kepada Allah dan Rasul serta kepada suami. Mengenai wanita yang ta'at dalam sebuah hadits Rasulullah Saw. bersabda, yang maksudnya "Wanita yang mengerjakan shalat wajib lima waktu, mengerjakan puasa di bulan Ramadhan, menjaga kehormatannya (aurat, akhlak, kemaluan dan pergaulannya), taat pada suaminya, maka akan masuk surga"
  4. Taibat, yaitu wanita yang senantiasa bertaubat, membersihkan jiwanya, menjadikan taubat sebagai akhlak dan pakaiannya.
  5. 'Abidat, maksudnya wanita-wanita yang terbiasa melakukan puasa sunah, karena puasa adalah sarana untuk membersihkan jiwa dan pikiran, mendekatkan diri dan meminta pertolongan kepada Allah. Dalam beberapa ayat Allah Swt. mengajarkan "Wasta'inu bis shabri washalah (mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat)". Kebanyakan ulama mengatakan bahwa sabar di sini maksudnya adalah puasa.
  • Tentang Nabi Isa As
Allah Swt. memberikan mukjizat kepada Nabi Isa As ketika beliau masih bayi. Nabi Isa As yang masih bayi bisa berbicara dan menceritakan tentang siapa dirinya. Dari kisah ini dapat diambil beberapa pelajaran, yaitu :
  1. Inni 'abudullah, maksudnya adalah Nabi Isa As adalah hamba Allah, bukan anak Allah atau bagian dari trinitas seperti yang diyakini oleh kaum Nasrani hari ini.
  2. Ataniyal Kitaba, yaitu Nabi Isa As diberikan kita (Injil, tapi bukan Injil yang ada sekarang)
  3. Ja'alani nabiyya, maksudnya Isa diangkat sebagai seorang Nabi untuk kaumnya Bani Israil.
  4. Ja'alani mubarakan ainamakuntu, Isa dijadikan seorang yang diberkahi di manapun berada, yaitu semua keadaan dan kondisinya bermuara kepada kebaikan, baik ketika kaya, miskin, sehat ataupun sakit.
  5. Wa'aushani bishalati wa zakati ma dumtu hayya, yaitu diperintahkan oleh Allah untuk menunaikan shalat dan zakat (sesuai dengan syari'at waktu itu) sepanjang hidup.
  6. Barran bi walidati, yaitu berbakti kepada orang tua.
  7. Lam taj'alni jabaran syaqiyya, maksudnya bukanlah orang yang sombong dan celaka.
Akhirnya, untuk memperoleh kebahagiaan hidup, hidup berkah, selalu dijaga Allah, selalu mendapatkan pertolongan Allah, adalah dengan cara menjadikan diri menjadi seorang yang shaleh/shalehah.

---------------------------------------------------
(Materi Pelajaran Akhlak Kelas XI MA)
Dikutip dari beberapa sumber.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar