Melihat kejadian itu ayam dengan tenang berkokok dan tetap mengais tanah mencari makan, kemudian mengangkat kepala dan berkata “Ya maafkan aku, pak Tikus. Aku tahu ini memang masalah besar bagi kamu, tapi bagiku secara peribadi tidak ada masalahnya, jadi tolong jangan buat aku pusinglah..!!”
Mendengar jawaban ayam yang mengecewakan itu, tikus berbalik dan menuju
kambing dan katanya “Ada perangkap tikus dalam dangau" ucapnya sambil
terengah-engah. Kambing pun menyahut “Waaah...aku menyesal mendengar kabar buruk
ini, tetapi tak satupun yang bisa aku lakukan kecuali hanya berdoa.
Yakinlah...kamu sentiasa ada dalam doa-doaku” ujar kambing menghibur dengan
penuh simpati“
Mendapat tanggapan yang setengah mengejek itu, tikus kemudian berbelok
memberi kabar kepada Sapi...” Oh yaa...sebuah perangkap tikus? Jadi saya dalam
bahaya besar ya?” kata sapi dengan nada penuh cemo'oh sambil tertawa. Mendengar
jawaban yang menyakitkan itu, tikus itu pun kembali ke sarangya dengan kepala
tertunduk dalam keadaan hati yang resah, kesal dan sedih karena terbayang bahaya
menghadapi perangkap tikus itu sendirian.
Pada malam harinya terdengarlah suara "gedebak-gedebuk" di dalam dangau,
seperti bunyi perangkap tikus yang berhasil menangkap mangsanya. Mendengar suara
gaduh itu isteri petani bangkit dari tidurnya dan meraba-meraba dalam gelap
mencari perangkap tikus tadi. Malangnya, ternyata yang terperangkap adalah
seekor ular berbisa dan sempat mematuk tangan isteri petani itu. Dalam kecemasan
sang petani bergegas membawa istrinya ke Rumah Sakit, setelah dibolehkan pulang,
mereka pun kembali ke dangau, walaupun istrinya masih dalam keadaan demam panas
karena keracunan bisa ular.
Kebiasaan kita apabila anggota keluarga ada yang sakit, pihak keluarga akan
memberikan penderita makanan yang lezat-lezat, agar selera makan si sakit
bertambah. Hari itu sang petani pun menyembelih seekor ayam ternaknya untuk
dibikin sup ayam, dengan harapan istrinya mau makan. Namun hari itu penyakit
isterinya bertambah parah, sehingga para teman dan tetangga datang menjenguk,
dari jam ke jam tamu datang silih berganti. Untuk memuliakan para tamu petani
itupun menyembelih kambing ternaknya untuk dimakan bersama para tamu dan handai
taulan.
Hari berikutnya, isteri petani itu tak juga kunjung sembuh. Akhirnya ajalpun
datang menjemput, istri petani itu meninggal dunia. Mendengar kejadian itu
tentulah makin banyak orang yang datang melayat dan membantu proses pemakaman,
sehingga hari itu sang petani menyembelih lagi sapi ternaknya, agar dapat
menjamu makan orang-orang itu....Akhirnya Tikus
Selamat....!!
PELAJARAN DARI ANEKDOT INI :
1. Apabila kita mendengar seseorang menghadapi masalah, janganlah berfikir bahwa
masalah itu tidak ada kaitannya dengan kita.
masalah itu tidak ada kaitannya dengan kita.
2. Perangkap yang dibuat untuk yang lain, bisa saja membahayakan
diri sendiri.
3. Sikap apatis dan mementingkan diri sendiri lebih banyak keburukan dari
pada kebaikannya.
pada kebaikannya.
4. Janganlah memandang siapa org yg bicara,tp pandanglah apa isi
bicaranya,
sekalipun yang bicara orang kecil, kalau memang benar,kenapa tidak?
sekalipun yang bicara orang kecil, kalau memang benar,kenapa tidak?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar