Tauhid menurut bahasa berasal dari kata
"وحّد - يوحّد" yang artinya menjadikan sesuatu
satu/tunggal/esa (menganggap sesuatu esa). Sedangkan menurut istilah syar'i, tauhid berarti
mengesakan Allah dalam hal Mencipta, Menguasai, Mengatur dan
mengikhlaskan (memurnikan) peribadahan hanya kepada-Nya, meninggalkan
penyembahan kepada selain-Nya serta menetapkan Asma'ul
Husna (Nama-nama yang Bagus) dan Shifat Al-Ulya (sifat-sifat
yang Tinggi) bagi-Nya dan mensucikan-Nya dari kekurangan dan cacat.
1. Esa Zat-nya, tidak ada Tuhan yang lebih dari
satu dan tidak ada sekutu
bagi-Nya.
bagi-Nya.
2. Esa Sifat-Nya,tidak ada zat lain yang
memiliki satu atau lebih sifat-sifat
ke-Tuhan-an yang semprna.
3. Esa af’al-Nya, tidak seorang pun dapat melakukan seperti pekerjaan yang
dilakukan oleh Allah.
dilakukan oleh Allah.
Iman kepada wujud Allah adalah suatu
keniscayaan, meskipun demikian wujud Allah merupakan wujud yang badiyah
(kebenaran yang tidak perlu dalil pembuktian), karena sudah sangat umum. Konsep tentang Ketuhanan Yang Maha Esa
disebut Tauhid, ilmu yang
membahasnya disebut ILMU TAUHID.
Menurut Osman Raliby :
- Allah Maha Esa dalam Zat-Nya dapat dirumuskan bahwa Zat Allah tidak sama dan tidak dapat dibandingkan dengan apa pun juga. Zat Allah tak akan pernah mati, kekal dan abadi selamanya.
- Allah Maha Esa dalam Sifat-nya, sifat Allah penuh kesempurnaan dan tidak yang menyamai-Nya. Sifat-Nya banyak tidak dapat diperkirakan. Al-Qur’an menyebutkan 99 nama sifat Allah yang biasa dikenal dengan Asmaul Husna.
- Allah Maha Esa dalam perbuatan-Nya, hanya Dia-lah yang bisa berbuat menciptakan alam semesta ini. Dengan demikian, seorang muslim tidak boleh mengagumi perbuatan manusia lain dan karyanya sendiri secara berlebihan.
- Allah Maha Esa dalam wujud-Nya, wujud Allah tidak bisa disamakan dan dirupakan dalam bentuk apa pun juga. Allah disebut wajibul wujud artinya hanya Allah yang kekal dan abadi wujud-Nya, sedangkan selain Allah disebut mumkinul wujud, yaitu “boleh ada dan boleh tidak ada”.
- Allah Maha Esa dalam menerima ibadah, artinya hanya Allah yang wajib kita sembah dan hanya kepada-Nya pula seluruh shalat serta ibadah yang kita lakukan diniatkan dan dipersembahkan.
- Allah Maha Esa dalam menerima hajat dan hasrat manusia, dalam Islam berdo’a dan berhajat kepada Allah tidak ada sistem rahbaniyyah atau kependetaan atau perantara, sebab kecuali Rasul dan Nabi kedudukan manusia sama dalam berhubungan langsung dengan Allah.
- Allah Maha Esa dalam memberi hukum, Allah adalah satu-satunya pemberi hukum yang tertinggi. Sebagai muslim kita harus percaya adanya hukum-hukum alam (sunnatullah).
Pemahaman tentang ilmu tauhid harus
dimengerti dengan benar, karena dalam akidah Islam tidak hanya ilmu tauhid yang
membahas tentang akidah Islam secara mendalam, akan tetapi ada juga ilmu lain yang
harus dipahami, yaitu :
- Ilmu Ushuluddin => Dasar Agama/pokok-pokok agama, karena agama memang betul-betul menjadi dasar atau pokok dari segala hal lainnya dalam agama.
- Ilmu Aqaid => Mempelajari tentang kepercayaan dan keyakinan terhadap Allah Swt. dan merupakan salah satu ilmu yang mempelajari akidah Islam.
- Ilmu Kalam => Mempelajari kalam (kata-kata atau firman) Allah dalam al-Qur’an, dengan mengetahui kalam kita bisa memahami isi kandungannya.
B. MAKNA KALIMAT
TAUHID (Laa Ilaaha Illallah)
Maksud kata ilah
meliputi pengertian rububiyah dan mulkiyah, sedangkan Laa
ilaaha Illallah mempunyai pengertian sebagai berikut :
1. Laa khaliqa (Maha Pencipta) illallah
2. Laa raziqa (Maha Pemberi Rezki) llallah
3. Laa hafidza (Maha Memelihara) llallah
4. Laa mudabbira (Maha Mengelola) llallah
5. Laa malika (Maha Memiliki Kerajaan) llallah
6. Laa waliya (Maha Pemimpin) llallah
7. Laa hakima (Maha Menentukan Aturan) llallah
8. Laa gayata (Maha Menjadi Tujuan) llallah
9. Laa ma’buda (Maha Disembah) llallah
Ikrar Laa Ilaaha
illallah harus diikuti ikrar Muhammadur-rasuulullah,
inilah yang kemudian dikenal dengan Syahadatain yang menjadi pintu gerbang
seseorang memasuki agama Allah.
Dengan mengucapkan
ikrar Dua Kalimah Syahadat manusia akan menyadari bahwa segala yang dimilikinya
adalah kepunyaan Allah dan dengan hati ikhlas menerima serta mengakui bahwa
Allah adalah penguasa tunggal dalam kehidupan.
Dengan mengikrarkan
kalimat tauhid, diharapkan semua aspek kehidupan dan pengabdian manusia akan
menyelamatkannya dari berbagai bentuk kesengsaraan, kehinaan dan mengantarkan
manusia dalam memperoleh keselamatan di dunia dan di akhirat.
C. MACAM-MACAM
TAUHID
1. Tauhid
Rububiyah
Secara etimologis
kata rabb mempunyai arti yang
beragam, di antaranya menumbuhkan, mengembangkan, mendidik, memelihara,
memperbaiki, menanggung, mengumpulkan, mempersiapkan, memimpin, mengepalai dan
menyelesaikan. Dalam kaitannya dengan pembahasan tauhid rububiyah adalah kata rububiyah berasal dari akar katarabb , yaitu
ZAT YANG MENGHIDUPKAN dan MEMATIKAN. Makna
Rububiyah mewujud dalam fenomena penciptaan, pemberian rezki, pengelolaan dan
penguasaan alam semesta. Firman Allah dalam surah al-A’raf : 54 :
إِنَّ رَبَّكُمُ اللّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ
وَالأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي
اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثاً وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ
مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ أَلاَ لَهُ الْخَلْقُ وَالأَمْرُ تَبَارَكَ اللّهُ رَبُّ
الْعَالَمِينَ.
Artinya : Sungguh,
Tuhan-mu (adalah) Allah yang Menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu
Dia Bersemayam di atas Arasy. Dia Menutupkan malam kepada siang yang
mengikutinya dengan cepat. (Dia Ciptakan) matahari, bulan dan bintang-bintang
tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah! Segala penciptaan dan urusan menjadi
hak-Nya. Maha Suci Allah, Tuhan seluruh alam.
Malam dan siang
adalah fenomena dan realitas yang sengaja diciptakan oleh Allah melalui
penciptaan matahari dan bulan. Allah berfirman dalam surah al-Anbiya’ : 33 :
وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ اللَّيْلَ
وَالنَّهَارَ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ.
Artinya : Dan
Dia-lah yang telah Menciptakan malam dan siang, matahari, dan bulan.
Masing-masing beredar pada garis edarnya.
Allah telah
menciptakan manusia dan memberikan kepadanya kemampuan berbicara, firman-Nya
dalam surah ar-Rahman : 1-4 :
Artinya : (Allah)
Yang Maha Pengasih, Yang telah Mengajarkan al-Quran. Dia Menciptakan manusia,
Mengajarnya pandai berbicara..
Pekerjaan Allah
sangat teratur dan rapi tanpa cela, termasuk menciptakan segala sesuatu. Firman
Allah dalam al-Furqan : 2 :
الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضِ وَلَمْ يَتَّخِذْ وَلَداً وَلَمْ يَكُن لَّهُ شَرِيكٌ فِي الْمُلْكِ
وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيراً.
Artinya : Yang
memiliki kerajaan langit dan bumi, tidak mempunyai anak, tidak ada sekutu
bagi-Nya dalam kekuasaan(-Nya), dan Dia Menciptakan segala sesuatu, lalu
Menetapkan ukuran-ukurannya dengan tepat.
Allah telah
memberikan rezki kepada makhluk-Nya, hal ini cukup menjadi bukti bahwa hanya
Allah satu-satunya pemberi rezki. Contoh semut, dengan rezki dari Allah, tanpa
kita beri makan pun mereka tetap bertahan hidup.
Tauhid Rububiyah
merupakan bentuk keyakinan bahwa Allah itu Esa dalam penciptaan, pemberian
rezki dan penguasaan makhluk-makhluk-Nya. Kekayaan alam secara keseluruhan
menjelaskan tentang hakikat tauhid rububiyah. Contohnya bentuk tumbuh-tumbuhan,
berbuah, berbunga dsb., begitu juga dengan air, tanah, bebatuan dll., yang
kesemuanya itu bukti nyata rububiyah.
Seseorang yang
berkeyakinan rububiyah tidak cukup pada tingkat penerimaan saja, sebab orang-orang
musyrik jahiliyah juga meyakini rububiyah, sebagai sebuah keyakinan yang
turun-temurun sejak Nabi Ibrahim a.s. Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam surah
Yunus : 31 :
قلْ مَن يَرْزُقُكُم مِّنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ أَمَّن
يَمْلِكُ السَّمْعَ والأَبْصَارَ وَمَن يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ
وَيُخْرِجُ الْمَيَّتَ مِنَ الْحَيِّ وَمَن يُدَبِّرُ الأَمْرَ فَسَيَقُولُونَ
اللّهُ فَقُلْ أَفَلاَ تَتَّقُونَ.
Artinya : Katakanlah
(Muhammad), “Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau
siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah
yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati, dan mengeluarkan yang mati dari
yang hidup, dan siapakah yang mengatur segala urusan?” Maka mereka akan
menjawab, “Allah.” Maka katakanlah, “Mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)?”
2. Tauhid Uluhiyah
Secara bahasa berasal dari kata al-ilah, artinya "sesuatu yang disembah dan sesuatu yang ditaati secara mutlak".
Tauhid Uluhiyah adalah menyakini bahwa tidak ada Tuhan selain Allah SWT. Sebagaimana Firman-Nya :
وَإِلَـهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ
Artinya :
Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (al-Baqarah : 163).
Tauhid Uluhiyah diwujudkan dengan dua dasar :
1. Menjalankan segala bentuk ibadah hanya kepada Allah SWT., dan bukan
kepada yang lain.
Tauhid Uluhiyah diwujudkan dengan dua dasar :
1. Menjalankan segala bentuk ibadah hanya kepada Allah SWT., dan bukan
kepada yang lain.
2. Ibadah yang dilakukan harus sesuai dengan perintah dan larangan
Allah SWT.
3. Tauhid al-Asma wa' al-Sifat
3. Tauhid al-Asma wa' al-Sifat
Secara ringkas dapat didefinisikan bahwa "Beri'tiqad dengan jazam
bahwa Allah Swt. bersifat dengan sifat-sifat kesempurnaan, suci bersih dari
segala sifat-sifat kekurangan dan sifat-sifat Allah tidak menyerupai sifat-sifat
makhluk, dengan arti kata kita isbatkan bagi Allah nama-nama dan sifat-sifat yang
Allah sendiri menetapkannya di dalam al-Qur'an bagi zat-Nya dan diisbatkan pula oleh Rasulullah Saw. dalam hadits-haditsnya, tanpa mengubah lafaz dan makna maknanya, tanpa mengingkari, tanpa menafikan semua nama atau sifat Allah, ataupun menafikan sebahagiannya,
tanpa mengenyampingkannya dengan menentukan hakikatnya dan
menetapkan cara-cara tertentu bagi Allah dan tanpa menyerupakan sifat-sifat
Allah dengan sifat-sifat makhluk.
Bertolak dari pengertian ini dapat ditegaskan bahwa Tauhid al Asma'
wa al Sifat ini berdasarkan kepada tiga azas, yaitu :
a. Mensucikan Allah Azza wa Jalla dari menyerupai makhluk dan
dari mana
mana sifat kekurangan.
b. Beriman dengan nama-nama dan sifat-sifat Allah yang disebutkan dalam
al-Qur'an dan Hadits,tanpa mengurangi,menafikan dan mengubahnya.
al-Qur'an dan Hadits,tanpa mengurangi,menafikan dan mengubahnya.
c. Menghapuskan perasaan ingin tahu kaifiah dan bentuk-bentuk
sifat ini.
4. Tauhid Mulkiyah
Secara bahasa kata mulkiyah berasal dari kata mulk atau malik yang berarti raja atau penguasa. Jadi, dapat diartikan bahwa, tauhid mulkiyah adalah meng-Esa-kan Allah atas kepemilikan, pemerintahan dan kekuasaan, Allah-lah pemimpin, Allah pembuat hukum dan Allah-lah yang berkuasa terhadap alam serta isinya. Melalui sifat mulkiyah-Nya, Allah berhak menentukan apa saja untuk makhluk-Nya. Allah juga menentukan diri-Nya adalah pelindung orang-orang yang beriman, sebagaimana Firman-Nya :
قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَن تَشَاء وَتَنزِعُ الْمُلْكَ مِمَّن تَشَاء وَتُعِزُّ مَن تَشَاء وَتُذِلُّ مَن تَشَاء بِيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَىَ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
5. Tauhid Rahmaniyah
Tauhid Rahmaniyah meyakini bahwa Allah Maha Kasih, Maha Penyayang kepada semua makhluk-Nya. Kasih dan Sayang Allah itu tidak akan bisa ditandingi oleh siapapun. Allah tetap memberi rezki kepada seluruh hamba-Nya, baik kepada hamba-Nya yang beriman dan bertaqwa, ataupun kufur. Oleh karena itu tauhid rahmaniyah juga merupakan perwujudan dari setiap sikap muslim yang memiliki tuntutan untuk menebarkan kasih sayang kepada seluruh alam semesta.
Tauhid Rahmaniyah menghendaki supaya nilai dasar kasih sayang dikembangkan dalam tata hubungan dan pergaulan sehari-hari. Di lingkungan keluarga, ayah dan ibu menduduki tempat pertama dalam hal pemeliharaan hubungan baik yang dilandasi dengan rasa kasih sayang. Di lingkungan masyarakat, setiap anggota masyarakat harus saling asah, saling asih dan saling asuh terhadap sesama. Di samping itu Tauhid Rahmaniyah harus dibuktikan dengan memberikan kasih sayang secara tulus kepada sesama makhluk.
D. HIKMAH BAGI ORANG BERTAUHID
1. Meneladani Kisah Orang yang bertauhid
2. Akibat bagi Orang yang tidak Bertauhid
3. Hikmah bagi Orang yang Bertauhid
1. Meneladani Kisah Orang yang bertauhid
2. Akibat bagi Orang yang tidak Bertauhid
3. Hikmah bagi Orang yang Bertauhid
(Materi Akidah Akhlak Kelas X Madrasah Aliyah)
Dikutip dari berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar